AirAsia Newsroom

View Original

Kinerja Keuangan Tidak Diaudit Kuartal Ketiga 2018 - PT AirAsia Indonesia Tbk

  • Pendapatan usaha naik 4% (YoY) menjadi Rp1,07 miliar

  • Available Seat Kilometres naik 4% (YoY) menjadi 2,06 miliar

  • Jumlah penumpang naik 5% (YoY) menjadi 1,24 juta

  • Tingkat keterisian turun 5% (YoY) menjadi 82%

TANGERANG, 29 NOVEMBER 2018 – PT AirAsia Indonesia Tbk (“AAID” atau “Perusahaan”) hari ini mengumumkan kinerja keuangan kuartal yang berakhir pada 30 September 2018.

Perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp1,07 miliar pada kuartal ketiga 2018, naik sebesar 4% year-on-year dari Rp 1,01 miliar pada kuartal yang sama tahun 2017. Hasil tersebut dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penumpang sebesar 5% menjadi 1,24 juta dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tingkat keterisian penumpang turun 5% yang dilatari oleh peningkatan kapasitas sebesar 11%.

Dari sisi pendapatan usaha, Perusahaan mencatat Revenue per Available Seat Kilometre (“RASK”) sebesar Rp517, naik tipis sebesar 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp512 meskipun terjadi peningkatan Available Seat Kilometres (“ASK”) sebesar 4%. Harga kursi rata-rata tercatat sebesar Rp686.485, naik 1% dibandingkan kuartal yang sama tahun 2017, sementara pendapatan lain-lain tercatat sebesar Rp193 miliar untuk kuartal ini.

Peningkatan beban usaha sangat dipengaruhi oleh tingginya harga bahan bakar dan pelemahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang berdampak pada meningkatnya biaya sewa dan perawatan pesawat secara keseluruhan. Cost per Available Seat Kilometre (“CASK”) termasuk bahan bakar naik sebesar 25% year-on-year menjadi Rp584 pada kuartal ketiga 2018 yang dipicu oleh peningkatan harga rata-rata bahan bakar sebesar 45% menjadi US$87 dari US$60 per barel pada periode yang sama tahun lalu.  CASK di luar bahan bakar meningkat 8% year-on-year menjadi Rp354 dengan penambahan armada sebanyak 2 unit selama kuartal yang ditinjau.

Sebagai dampaknya, Perusahaan mencatatkan rugi setelah pajak sebesar Rp244 miliar untuk kuartal ketiga 2018. Sebagai perbandingan, pada kuartal yang sama tahun lalu perusahaan mencatat keuntungan sebesar Rp138 miliar.

Terkait kinerja keuangan ini, Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Dendy Kurniawan, mengatakan, “Operasional kami di kuartal ketiga ini dipengaruhi oleh stagnannya permintaan penumpang yang dilatari berbagai kejadian bencara alam di Lombok dan tsunami di Palu yang terjadi pada kuartal ini. Secara umum profitabilitas kami juga sangat terdampak oleh peningkatan beban operasional yang disebabkan oleh peningkatan harga bahan bakar dunia dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat.   

“Memasuki kuartal terakhir 2018 yang umumnya merupakan periode tersibuk di sepanjang tahun, kami optimis tingkat keterisian dan harga rata-rata kursi akan meningkat yang didorong oleh peningkatan permintaan selama musim liburan akhir tahun. Terkait pendapatan, kami akan secara aktif terus mengelola biaya-biaya melalui peningkatan efisiensi operasional dan memastikan optimalisasi rute armada kami dengan fokus pada rute-rute yang menguntungkan.”