LAPORAN KEUANGAN PT AIRASIA INDONESIA TBK PERIODE KUARTAL IV 2019 (4Q19) DAN TAHUN BUKU 2019 (FY2019)
Tangerang, 4 Agustus 2020 - PT AirAsia Indonesia Tbk (“AAID” atau “Perseroan”) hari ini mengumumkan laporan keuangan teraudit untuk periode kuartal yang berakhir pada 31 Desember 2019 (“4Q19”) dan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 (“FY2019”).
Perseroan mencatatkan pendapatan 4Q19 sebesar IDR 1,9 triliun, meningkat 42% dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan pendapatan yang sangat pesat ini secara umum didorong oleh pertumbuhan jumlah penumpang sebesar 30% dan situasi bisnis yang lebih baik, yang berkontribusi terhadap peningkatan unit pendapatan Revenue per Available Seat Kilometre (“RASK”) sebesar 18% dibandingkan 4Q18. Tingkat keterisian untuk periode tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 1% yang disebabkan oleh penambahan kapasitas kursi yang melebihi pertumbuhan penumpang. Perseroan menerima penambahan 1 unit pesawat dan meluncurkan 6 rute baru pada kuartal tersebut.
Untuk tahun buku 2019, Perseroan mencatatkan jumlah pendapatan sebesar IDR 6,7 triliun, naik 58% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh peningkatan jumlah penumpang sebesar 52% dan kondisi pasar yang lebih baik, terlihat dari RASK yang meningkat 11% dibandingkan tahun 2018. Kapasitas kursi tumbuh 49% seiring dengan penambahan jumlah pesawat sebanyak 4 unit, dengan total armada hingga akhir 2019 sebanyak 28 unit. Sebagai perbandingan, Perseroan mengoperasikan 24 pesawat pada tahun 2018 termasuk 8 pesawat milik Indonesia AirAsia Extra (“IAAX”) yang dialihkan pengoperasiannya pada akhir 2018. Secara keseluruhan, bisnis berkembang secara signifikan selama tahun buku 2019 dengan penambahan 14 rute baru yang terdiri dari 9 rute domestik dan 5 internasional.
Dari sisi biaya, jumlah biaya bahan bakar meningkat 35%, seiring dengan perkembangan bisnis. Harga rata-rata bahan bakar di tahun 2019 adalah USD 77 per barel, lebih rendah 10% dibandingkan tahun 2018. Biaya lainnya seperti sewa pesawat naik 45% dibanding tahun sebelumnya seiring dengan pertambahan jumlah armada, sementara biaya tenaga kerja hanya naik 7% sejalan dengan keberhasilan Perseroan mengelola strategi efisiensi biaya. Biaya pemasaran turun 3% sejalan dengan pengalihan upaya pemasaran dari konvensional ke online dan digital. Depresiasi sebesar 24% terjadi akibat kegiatan sale-and-leaseback 2 unit pesawat yang dilakukan pada tahun 2019 yang berdampak pada pengurangan jumlah aset tetap. Sebagai hasilnya, unit biaya Cost per Available Seat Kilometre (“CASK”) dan CASK di luar bahan bakar (ex-fuel) turun masing-masing sebesar 10% dan 12% dibandingkan FY2018.
Perseroan mencatatkan EBITDA positif untuk tahun buku 2019 sebesar IDR 135 miliar, perubahan yang signifikan dibandingkan EBITDA rugi yang dicatatkan pada tahun 2018 sebesar IDR 809 miliar. Perseroan mengakhiri tahun 2019 dengan rugi bersih sebesar IDR 157 miliar, atau lebih baik 83% dibanding tahun sebelumnya.
Sehubungan dengan laporan keuangan tersebut Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Dendy Kurniawan, mengatakan, “Kami sangat senang melihat perbaikan yang signifikan pada laporan keuangan kami di tahun 2019 dan berharap kami dapat membangun dari situ. Prioritas keuangan kami di tahun 2019 sangat jelas yaitu untuk meningkatkan pendapatan dengan meluncurkan rute yang berpotensi, mengelola biaya dengan cermat untuk memastikan operasional kami menguntungkan secara keseluruhan. Kami telah meningkatkan secara signifikan posisi kami di pasar domestik dengan meluncurkan 9 rute domestik baru, dan berterima kasih atas sambutan yang baik dari para pelanggan. Situasi bisnis yang lebih baik juga tentunya berkontribusi terhadap hasil, terlihat dari harga bahan bakar yang lebih rendah dan tidak adanya gangguan dari bencana alam yang signifikan di tahun tersebut.”
Terkait pandangan bisnis di 2020, Dendy Kurniawan menjelaskan,”Pandemi COVID-19 akan berdampak langsung terhadap bisnis kami terutama sehubungan dengan sifat bisnis kami. AirAsia selalu mengedepankan keselamatan pelanggan dan karyawan sebagai prioritas utama. Pada tanggal 1 April kami sempat menghentikan sementara seluruh penerbangan domestik dan internasional untuk menjalankan peran kami membantu menghambat penyebaran wabah. Kami akan memantau situasi secara terus menerus untuk dapat memulai kembali layanan kami secara bertahap jika kondisi memungkinkan. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait terutama regulator untuk memastikan langkah yang tepat. Sementara itu, kami akan melakukan semua langkah untuk mengelola biaya secara efektif dan menyediakan solusi terbaik bagi pelanggan yang terdampak dari operasional penerbangan kami.”
***SELESAI***
Untuk informasi lebih lanjut terkait PT AirAsia Indonesia Tbk, silakan kunjungi : http://ir.aaid.co.id/