LAPORAN KEUANGAN CAPITAL A KUARTAL KETIGA 2024
Margin laba bersih mencapai 41%, yang didukung oleh keuntungan nilai tukar mata uang asing mencapai lebih dari RM 2 miliar.
Aviation Group mencatat laba bersih sebesar RM 2,07 miliar, sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan harga bahan bakar. Sedangkan pendapatan tambahan terus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan Capital A, dengan menyumbang 18% dari total pendapatan.
Perusahaan di bawah Capital A mencatat total pendapatan sebelum eliminasi antar perusahaan sebesar RM 771 juta, dengan margin EBITDA yang sehat sebesar 12% dan laba operasi bersih sebesar RM 61 juta.
Pemegang saham menyetujui pelepasan laba bisnis penerbangan yang diraih dengan tingkat persetujuan yang sangat tinggi, yakni 99,97%.
SEPANG, 28 November 2024 – Capital A Berhad (“Capital A” atau “Grup”) hari ini mengumumkan hasil laporan keuangan yang belum diaudit untuk kuartal ketiga yang berakhir pada 30 September 2024 (“3Q2024”).
Grup, yang terdiri dari Aviation Group dan perusahaan-perusahaan dibawah Capital A — Asia Digital Engineering (“ADE”), Capital A Aviation Services (“CAPAS”), Teleport, MOVE Digital, dan Capital A International—melaporkan laba bersih sebesar RM2,01 miliar untuk kuartal tersebut setelah mencatat keuntungan signifikan dari fluktuasi nilai tukar mata uang asing yang lebih dari RM 2 miliar. Dalam aspek utama operasional, Grup mencatat laba operasi bersih sebesar RM 9,9 juta, yang didorong oleh pendapatan sebesar RM 4,9 miliar dan EBITDA sebesar RM 640 juta. Hal ini mencerminkan peningkatan Year-on-Year (“YoY”) masing-masing sebesar 17% dan 43%.
Highlight Aviation Group 3Q2024:
Meskipun kuartal ini berjalan lambat secara musiman, bisnis maskapai penerbangan menunjukkan hasil yang kuat dengan pendapatan yang meningkat sebesar 15% YoY menjadi RM 4,5 miliar, sementara EBITDA melonjak 50% YoY menjadi RM 577 juta, mencapai margin EBITDA yang sehat sebesar 13%. Kinerja positif ini didorong oleh permintaan perjalanan yang kuat, harga bahan bakar yang menguntungkan, dan penguatan Ringgit Malaysia (“MYR”) terhadap Dolar AS (“USD”). Hal ini dicapai meskipun ada pesawat yang masih tidak aktif. Termasuk pesawat yang tidak aktif ini, Aviation Group akan mencatat tambahan EBITDA sebesar RM 195 juta. Pada tingkat operasional, bisnis mencatat kerugian operasional bersih sebesar RM 42 juta.
Total armada bertambah menjadi 221 pesawat selama kuartal tersebut, dengan 181 pesawat tersedia untuk operasi, termasuk suku cadang. Setelah semua pesawat diaktifkan kembali, total armada aktif akan mencapai 205 pesawat pada akhir tahun 2024. Pertumbuhan kapasitas dan penumpang yang diangkut meningkat sebesar 8% YoY, dan pengaktifan kembali armada secara penuh akan semakin memungkinkan Aviation Group untuk memanfaatkan lonjakan permintaan perjalanan, memperluas rute yang menguntungkan, serta meningkatkan efisiensi jaringan.
Kinerja terus berlanjut pada jalur yang positif, didorong oleh tingkat keterisian yang solid sekitar 90% sepanjang tahun. Tarif rata-rata meningkat sebesar 7% YoY, mencapai RM 231, meskipun terjadi penurunan marginal sebesar 4% QoQ akibat faktor musiman.
Pendapatan tambahan tumbuh menjadi RM 52 per penumpang, mencatatkan peningkatan 4% YoY. Pencapaian ini melampaui target RM 50 per penumpang dan berkontribusi pada total pendapatan tambahan lebih dari RM 824 juta.
RASK meningkat sebesar 10% YoY menjadi USc 4,79, didorong oleh peningkatan 8% YoY dalam jumlah penumpang yang diangkut dan 7% YoY dalam tarif rata-rata, ditambah dengan penguatan MYR terhadap USD.
CASK ex-Fuel naik sedikit sebesar 3% menjadi USc 3,16, terutama dipengaruhi oleh biaya pengguna dan biaya operasional lainnya yang terkait dengan peningkatan aktivitas penerbangan. Meskipun harga bahan bakar yang 10% lebih rendah per barel dan pengurangan biaya perawatan berkontribusi pada penghematan biaya, CASK secara keseluruhan turun sebesar 1% YoY menjadi USc 4,98. Tidak termasuk biaya pesawat yang tidak terbang, CASK operasional dan CASK ex-Fuel akan lebih rendah masing-masing sebesar 4% dan 2%.
CEO Aviation Group, Bo Lingam, menyampaikan pandangannya mengenai prospek bisnis:
“Kami optimis menghadapi kuartal keempat mendatang, yang secara umum merupakan periode yang kuat bagi industri penerbangan. Kami berharap dapat mempertahankan tingkat keterisian yang tinggi melebihi 85% dan tarif rata-rata yang kuat, didorong oleh perayaan akhir tahun. Untuk mempercepat momentum ini, kami akan memperluas armada kami dengan menambahkan lima pesawat A321neo baru ke operasi kami di Malaysia dan Thailand, sehingga total armada aktif kami mencapai 205 pesawat. Kami juga akan meluncurkan 18 rute baru, baik domestik maupun internasional, untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari pasar utama seperti Tiongkok dan India. Pada tahun 2025, meskipun kami mengembalikan dua pesawat kepada penyewa, kami juga mengantisipasi untuk menambahkan sebelas pesawat baru ke armada kami sehingga total armada menjadi 233 pesawat.”
Highlight 3Q2024 dari Perusahaan-Perusahaan dibawah Capital A
Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan non-penerbangan di bawah Capital A mencatatkan pertumbuhan yang menjanjikan, menghasilkan lebih dari RM 771 juta dalam pendapatan sebelum eliminasi untuk kuartal tersebut, naik 19% YoY. Teleport dan ADE menjadi kontributor pendapatan utama, masing-masing menyumbang 37% dan 24%. EBITDA yang tercatat adalah RM 90 juta, dengan margin 12%, yang menghasilkan laba operasi bersih untuk kuartal tersebut lebih dari RM 61 juta.
ADE
Pendapatan ADE meningkat sebesar 12% YoY menjadi RM 184 juta, dengan EBITDA sebesar RM 29,6 juta, dengan margin 16%. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan sebesar 14% YoY dari layanan perawatan teknis, yang didorong oleh perluasan kapasitas dan cakupan geografis. Peningkatan aktivitas perawatan juga menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dari penjualan komponen. Namun, ADE mengeluarkan biaya operasional yang lebih tinggi karena peningkatan jumlah karyawan untuk mendukung perluasan kapasitas hanggar. AEROTRADE, pasar digital, mengalami peningkatan sebesar 128% YoY dan 53% QoQ dalam jumlah suku cadang yang dijual ke pihak ketiga selama kuartal tersebut.
CEO ADE, Mahesh Kumar, menyampaikan pandangannya mengenai prospek bisnis:
“ADE akan mengoperasikan delapan jalur hanggar tambahan di KLIA, sehingga totalnya menjadi 16 jalur aktif pada akhir tahun. Peningkatan kapasitas perawatan dasar memberi ADE lebih banyak peluang untuk melayani pelanggan pihak ketiga, sambil tetap memprioritaskan armada AirAsia. Kami bangga mengumumkan bahwa pada bulan Desember, ADE akan mulai melakukan pemeriksaan perawatan dasar untuk pesawat berbadan lebar (A330), yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan kuartal keempat secara signifikan. Selain hanggar, ADE akan meluncurkan bengkel baru pada awal tahun 2025, dengan kemampuan meliputi perbaikan komposit dan komponen. Kami juga berupaya meluncurkan pusat pelatihan Teknik Pesawat Udara kami sendiri untuk mengembangkan tenaga kerja terampil guna mendukung pertumbuhan di masa mendatang. Yang lebih menarik adalah investasi strategis dengan Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk memperluas fasilitas perbaikan roda pendaratan. Kemitraan ini bertujuan untuk memanfaatkan pasar roda pendaratan yang kuat di Asia Tenggara dan diharapkan dapat mulai menghasilkan pendapatan pada kuartal keempat tahun 2025.”
CAPAS (terdiri dari Santan dan DARTS)
CAPAS memberikan kinerja yang solid, menghasilkan pendapatan sebesar RM 105 juta. Segmen tersebut mencapai EBITDA sebesar RM 25,7 juta, dengan margin 24%, dan laba bersih sebesar RM 11 juta, yang mewakili margin 10%.
Pendapatan Santan melonjak 20% dari tahun ke tahun menjadi RM 50 juta, dengan EBITDA sebesar RM 4,8 juta. Pertumbuhan ini didorong oleh penjualan dalam pesawat, dengan tingkat penyerapan sebesar 28% dan pendapatan dalam pesawat per penumpang mencapai USD 0,9. Pengenalan opsi makanan kombo telah diterima dengan sangat baik oleh para penumpang. Di segmen makanan siap saji, Santan menjual lebih dari 230.000 unit pada kuartal ketiga, dibandingkan hanya 700 unit pada periode yang sama tahun lalu, yang didorong oleh kemitraan yang diperluas dengan pengecer terkemuka.
Pendapatan Santan melonjak 20% dari tahun ke tahun menjadi RM 50 juta, dengan EBITDA sebesar RM 4,8 juta. Pertumbuhan ini didorong oleh penjualan dalam pesawat, dengan tingkat penerimaan sebesar 28% dan pendapatan dalam pesawat per penumpang mencapai USD 0,9. Pengenalan opsi makanan kombo telah diterima dengan sangat baik oleh para penumpang. Di bagian makanan siap saji, Santan menjual lebih dari 230.000 unit pada kuartal ketiga, dibandingkan hanya 700 unit pada periode yang sama tahun lalu, yang didorong oleh kemitraan yang diperluas dengan partner terkemuka.
CEO CAPAS, Subashini Silvadas, menyampaikan pandangannya mengenai prospek bisnis:
"CAPAS memiliki berbagai proyek menarik yang sedang direncanakan. Salah satu perkembangan penting adalah upaya Santan untuk mendapatkan lisensi katering penerbangan guna memperluas basis pelanggannya di luar AirAsia. Dengan memperoleh lisensi ini, Santan akan dapat memanfaatkan skala volume dan mengoptimalkan aset rantai pasokannya, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong pertumbuhan pendapatan.
Inisiatif lainnya adalah rencana akuisisi Ground Team Red (“GTR”), perusahaan joint venture kami yang menangani penanganan darat, dari Aviation Group. GTR saat ini memainkan peran penting dalam operasi penanganan darat, dan perluasan layanan ini akan memungkinkan kami untuk menawarkan rangkaian layanan penerbangan yang lebih komprehensif. Langkah ini merupakan bagian dari visi kami untuk menjadi penyedia layanan penerbangan yang sepenuhnya terintegrasi. Selain itu, kami juga berencana untuk memperluas cakupan CAPAS, dengan potensi investasi dan pengoperasian perusahaan manajemen bandara, yang akan melengkapi portofolio layanan penerbangan kami."
Teleport
Pendapatan Teleport pada kuartal ketiga tahun 2024 meningkat sebesar 52% secara tahunan (YoY) menjadi RM 287 juta (~USD 61,4 juta). Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan berat muatan sebesar 31% YoY dan lonjakan sebesar 113% YoY dalam jumlah paket yang dikirim. Lebih dari 15,7 juta paket berhasil dikirim selama kuartal ini, menjadikan total pengiriman tahun berjalan (YTD) mencapai lebih dari 47 juta paket, jauh melampaui total 30 juta paket pada tahun penuh 2023 (FY2023). Teleport juga mencatat EBITDA positif sebesar RM 21,9 juta (~USD 4,8 juta) pada kuartal ini (setelah IFRS16), naik signifikan dari RM 3,4 juta pada periode yang sama tahun 2023 (setelah IFRS16).
CEO Teleport, Pete Chareonwongsak, menyampaikan pandangannya mengenai prospek bisnis:
“Hasil 3Q2024 kami tercermin dari peningkatan signifikan dalam volume kargo dan paket eCommerce yang telah kami kelola melalui The Teleport Network, menghasilkan laba operasi yang lebih tinggi berkat skala bisnis yang lebih besar. Pertumbuhan ini dicapai melalui empat strategi utama: Pertama, kami terus mempererat hubungan dengan pelanggan yang ada dengan memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kepercayaan terhadap layanan kami, khususnya dari Tiongkok ke wilayah seperti ASEAN, Oseania, dan Timur Tengah. Kedua, kami berupaya meningkatkan volume langsung dari pasar eCommerce utama di Tiongkok melalui layanan menyeluruh yang bernilai tambah. Ketiga, kami terus memperkuat kemampuan operasional dan kapasitas yang tersedia, dengan operasi pesawat kargo kami yang mulai stabil sejak awal 3Q2024, didukung oleh pengembangan berkelanjutan The Teleport Network yang kini memiliki lebih banyak kapasitas angkut di pesawat penumpang dan pesawat kargo dari lebih dari 40 maskapai mitra. Kami juga menyambut Terra Avia, operator Boeing 747F, sebagai salah satu Mitra Udara terbaru yang bergabung dengan the Teleport Network. Terakhir, kami terus mengoptimalkan biaya operasional secara keseluruhan, termasuk pada layanan pengantaran akhir (last mile), untuk menjaga model bisnis kami yang efisien dengan struktur biaya rendah dan aset ringan. Kami yakin akan menutup tahun 2024 dengan hasil yang kuat, dengan perkiraan pertumbuhan pendapatan sebesar 50% YoY hingga mencapai sekitar RM 1 miliar—kinerja terbaik kami sejak Teleport didirikan tujuh tahun lalu.”
MOVE
AirAsia MOVE mencatat pendapatan sebesar RM 128 juta, turun 25% dibandingkan tahun lalu, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan tiket pesawat AirAsia. Hal ini terjadi karena Aviation Group masih berada dalam proses pemulihan finansial dari dampak pandemi, yang mengharuskan mereka melakukan transaksi khusus, termasuk penjualan inventaris kepada agen perjalanan online lainnya. Transaksi ini dijadwalkan berakhir pada Desember mendatang. Namun, segmen utama AirAsia MOVE lainnya mencatat pertumbuhan yang solid. Pendapatan hotel meningkat sebesar 6% dibandingkan tahun lalu, didukung oleh lonjakan pemesanan sebesar 35%, yang berkat peningkatan jumlah transaksi dan penawaran yang dipersonalisasi sesuai dengan profil pengguna kami. Selain itu, Rewards mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 29% dibandingkan tahun lalu, didorong oleh peningkatan tagihan bruto, lebih banyak poin yang diterbitkan, dan tingkat penukaran yang lebih tinggi. Secara positif, EBITDA AirAsia MOVE mengalami penguatan signifikan, naik 65% dibandingkan tahun lalu menjadi RM 19 juta, didukung oleh inisiatif optimalisasi biaya yang efektif serta peningkatan laba dari bisnis inti lainnya.
CEO AirAsia MOVE, Nadia Omer, menyampaikan pandangannya mengenai prospek bisnis:
"Sebagai dasar utama sistem penjualan AirAsia, kami memperkuat kampanye promosi di wilayah regional untuk meningkatkan permintaan. Saat ini, kami hanya berkontribusi sebesar 40% dari total pemesanan AirAsia, dan kami menargetkan peningkatan hingga 60% pada pertengahan 2025 melalui berbagai inisiatif strategis yang sedang berjalan. Selain itu, kami akan terus meningkatkan jumlah pemesanan untuk layanan non-AirAsia melalui kerja sama strategis dan promosi destinasi bersama mitra maskapai serta kolaborasi dengan lembaga pariwisata. Kami juga berupaya meningkatkan tingkat keberhasilan pemesanan sebesar 0,75% dengan menyempurnakan strategi harga dan memanfaatkan personalisasi berbasis AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menyederhanakan proses pemesanan. Segmen Hotel dan SNAP kami telah menunjukkan hasil yang baik, dengan tingkat keberhasilan pemesanan mencapai 4,2%, berkat konten, harga, dan personalisasi yang efektif. Ke depan, kami akan meningkatkan jumlah pemesanan dengan meningkatkan kesadaran pelanggan dan menarik lebih banyak pengguna. Untuk layanan Rides, fokus kami adalah memperkuat posisi sebagai penyedia layanan transportasi bandara dengan target tingkat penyelesaian mencapai 80% pada kuartal keempat. Terakhir, program Rewards kami akan terus memperluas jaringan kerja sama, memberikan berbagai manfaat dan insentif eksklusif kepada pelanggan setia."
Pendapatan BigPay mencapai RM 8,7 juta, dengan kerugian EBITDA menyusut sebesar 2% YoY menjadi RM 21,7 juta. Peningkatan ini sebagian besar didukung oleh langkah efisiensi biaya, termasuk penurunan biaya tenaga kerja sebesar 26% YoY. Pada kuartal ini, terdapat insiden penipuan yang berhasil teridentifikasi, namun langkah antisipasi telah diambil untuk mengurangi dampaknya. Kami telah melibatkan penasihat hukum dan yakin bahwa sebagian besar dana akan berhasil dipulihkan melalui proses hukum. Selain itu, ARPU (Average Revenue Per User/Pendapatan Rata-rata Per Pengguna) tahunan terus tumbuh sebesar 8% YoY, sementara pendapatan per jumlah karyawan pada 3Q2024 meningkat 5% YoY. Untuk mendorong pertumbuhan, BigPay akan memperkuat integrasi dengan AirAsia MOVE dan mendorong peningkatan pengeluaran dalam ekosistem AirAsia. Peluncuran BigPay Lite baru-baru ini menunjukkan keberhasilan, dengan 44% pengguna baru pada 3Q2024 bergabung melalui saluran ini. Dalam hal layanan pengiriman uang, BigPay menargetkan pekerja asing, dimulai dengan warga Indonesia yang bekerja di Malaysia. Selain itu, BigPay sedang menyelesaikan akses jalur kredit dari bank, yang akan memperkuat layanan pinjaman serta mempercepat langkah menuju profitabilitas yang berkelanjutan.
AirAsia brand co. (Abc.) dan anak perusahaan lainnya
Abc., bersama dengan anak perusahaan lainnya, mencatatkan pendapatan pada kuartal ini sebesar RM 57,4 juta, yang mencerminkan peningkatan hampir 11 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan berhasil mempertahankan EBITDA yang kuat sebesar RM 15,2 juta, dengan margin yang solid sebesar 27%. Abc. terus mempromosikan merek utama AirAsia melalui berbagai kemitraan strategis, termasuk kolaborasi dengan SEGA untuk meningkatkan pengalaman penerbangan, serta menjadi sponsor dalam acara olahraga ASEAN untuk meningkatkan promosi dan visibilitas merek secara regional. Selain itu, perusahaan juga telah mengembangkan properti intelektual (IP) karakter 'AirAsia Buds', yang membuka peluang menarik untuk pendapatan dari penjualan produk dan lisensi di masa depan.
CEO Capital A, Tan Sri Tony Fernandes, menyampaikan pandangannya mengenai prospek bisnis:
“Kami sangat gembira mengumumkan pencapaian penting dalam perjalanan kami untuk bangkit dari status PN17. Setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk penjualan bisnis penerbangan kami, kami siap untuk menyelesaikan transaksi ini paling lambat pada Januari 2025. Bersamaan dengan itu, kami secara aktif berupaya mengajukan dan memperoleh persetujuan untuk rencana regularisasi kami, yang kini telah disederhanakan.
Ke depan, kami mengantisipasi kuartal keempat yang solid. Bisnis penerbangan kami akan didorong oleh musim perjalanan puncak dan peningkatan kapasitas. ADE akan menangkap permintaan MRO yang terus berkembang melalui perluasan kapasitas hanggar, sementara masuknya Santan ke pasar katering untuk maskapai penerbangan pihak ketiga akan semakin meningkatkan pendapatan kami. Secara terpisah, kinerja Teleport yang kuat, didorong oleh peningkatan volume dan efisiensi operasional, diharapkan akan terus berlanjut. Penyelesaian masalah kapasitas pesawat kargo yang berhasil dan perluasan jaringan kami akan semakin memperkuat posisi kami di pasar logistik.
AirAsia MOVE akan tetap menjadi platform utama kami untuk penjualan tiket pesawat, sekaligus memperluas layanan kami untuk mencakup penerbangan non-AirAsia melalui kemitraan strategis dan memanfaatkan peluang promosi silang. Perusahaan merek kami mempersiapkan diri untuk menghadapi tahun 2025 dengan fokus pada kemitraan strategis dan inisiatif inovatif guna memperkuat kehadiran merek secara global.
Kinerja bisnis kami yang kuat pada kuartal ketiga 2024 sangat menjanjikan. Seiring kami memasuki babak baru ini, kami berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai bagi para pemegang saham kami."