#InThisTogether - Di balik misi repatriasi menuju Manila bersama Awak Kabin AirAsia Marcellina

Pada 14 April 2020, AirAsia Indonesia menuntaskan penerbangan khusus dari Semarang ke Manila dalam rangka mendukung misi Kedutaan Besar Republik Filipina untuk memulangkan 101 orang warganya yang berada di Jawa Tengah di tengah krisis pandemi COVID-19.

Dalam rangka merayakan Hari Kartini, mari berkenalan dengan salah satu awak kabin AirAsia, yaitu Marcellina, yang berani ikut berperan dalam penerbangan repatriasi tersebut dan mencari tahu apa yang terjadi di balik layar misi khusus ini. 

1. Apakah yang kamu rasakan saat mengetahui kamu terpilih sebagai awak kabin di dalam penerbangan tersebut?

Beberapa hari sebelumnya, saya dihubungi oleh rekan saya untuk memastikan kondisi kesehatan dan keberadaan saya. Pada saat itu kondisi kesehatan saya cukup baik untuk bertugas dan saya berada di kediaman saya di Bali. Saya pun akhirnya menyanggupi tawaran untuk terlibat dalam penerbangan tersebut.

Saya sangat rindu untuk terbang dan bertemu dengan penumpang, namun saya tidak tahu kapan akan kembali bertugas akibat pandemi COVID-19 tersebut. Oleh karena itu, awalnya saya kaget dan tidak percaya, tetapi saya merasa sangat bahagia karena akhirnya bisa kembali bertugas dan mengenakan seragam merah. 

Akan tetapi yang membuat saya semakin bangga bisa terlibat ialah bahwa saya memiliki peran penting dalam sebuah misi kemanusiaan, yaitu membawa orang-orang yang terpisah untuk berkumpul kembali dengan keluarga yang dicintainya.

2. Apakah ada persiapan yang dilakukan sebelum berangkat?

Saya harus memastikan kondisi dan stamina tubuh selalu dalam keadaan fit. Hal itu saya wujudkan dengan olahraga di rumah dan rutin mengkonsumsi vitamin. Selain itu, saya selalu mengkonsumsi makanan sehat dalam diet saya, termasuk buah dan sayur, untuk mendukung performa saya.

Saya juga harus mempelajari ulang seluruh standar operasional dan aturan-aturan yang berlaku selama masa krisis ini untuk menjamin keselamatan diri dan penumpang saat bertugas.

3. Apakah ada yang berbeda dari penerbangan biasanya saat bertugas?

Saya menyadari banyak sekali hal yang berubah setelah wabah pandemi COVID-19 meluas. Selama perjalanan saya menuju bandara, jalan raya terlihat sepi. Situasi di bandara pun juga sangat sepi dan hanya terlihat beberapa penumpang dan petugas kesehatan yang bersiaga di berbagai titik, sangat kontras dibandingkan dengan situasi sebelum wabah COVID-19. 

4. Apakah ada persiapan khusus yang harus dilakukan pada penerbangan tersebut?

Terdapat standar operasional khusus yang diterapkan selama pandemi dan standar operasional untuk penerbangan niaga tidak berjadwal (commercial charter flight). Beberapa hari sebelum penerbangan, kami telah mengikuti sesi pengarahan untuk mempelajari standar operasional untuk penerbangan ini.

Marcellina (kiri) bersama rekan-rekan sesama awak kabin yang bertugas dalam penerbangan repatriasi tersebut

Marcellina (kiri) bersama rekan-rekan sesama awak kabin yang bertugas dalam penerbangan repatriasi tersebut

Seluruh awak kabin diwajibkan untuk mengenakan masker dan sarung tangan dimulai pada saat sesi pengarahan sebelum penerbangan. Selain itu, kami wajib menerapkan jaga jarak sosial atau social distancing di lingkungan bandara hingga di dalam pesawat.

Saat penumpang memasuki pesawat, kami juga memberikan sarung tangan kepada seluruh penumpang. Kami memastikan seluruh penumpang telah mengenakan masker dan sarung tangan sebelum pintu pesawat ditutup. Kami pun dilengkapi dengan persediaan lebih masker, sarung tangan, dan hand sanitizer untuk penggunaan di dalam pesawat.

Marcellina memastikan seluruh penumpang telah menempati kursi sesuai ketentuan dan menjamin penerapan social distancing telah sesuai anjuran

Marcellina memastikan seluruh penumpang telah menempati kursi sesuai ketentuan dan menjamin penerapan social distancing telah sesuai anjuran

Seluruh penumpang wajib menempati tempat duduk yang ditentukan sesuai dengan ketentuan jaga jarak sosial yang berlaku. Saya juga selalu mengimbau penumpang untuk disiplin menerapkan jaga jarak sosial selama penerbangan demi keselamatan bersama.

5. Apakah sempat berinteraksi atau bercerita dengan penumpang?

Saya sempat berbincang dengan beberapa orang. Mereka merasa sedih karena tidak tahu kapan akan kembali ke Indonesia mengingat Filipina masih menerapkan lockdown. Namun, di sisi lain mereka juga tidak sabar dapat bertemu dengan keluarga masing-masing yang berada di Filipina.

Sebagian besar dari penumpang tidak sempat membelikan oleh-oleh untuk keluarganya karena berusaha membatasi mobilitas selama masa pandemi, sehingga banyak dari mereka yang akhirnya berbelanja cenderamata, seperti polo shirt, topi, parfum, dan lainnya, untuk keluarganya.

6. Apa saja yang terjadi saat pesawat tiba di Manila?

Saat pesawat berhenti sempurna dan pintu pesawat dibuka, petugas karantina langsung menginstruksikan kepada kami agar seluruh penumpang tetap duduk dan mengisi beberapa formulir pernyataan kesehatan. 

Petugas karantina juga memberikan pengarahan kepada seluruh penumpang dan menjelaskan seluruh prosedurnya. Prosedur tersebut memakan waktu sekitar 45-50 menit dan penumpang diperbolehkan untuk keluar dari pesawat.

7. Saat kembali dan tiba di Indonesia, apakah ada protokol khusus yang harus dijalani?

Seluruh awak kabin diwajibkan mengisi Health Alert Card (HAC). Kami pun harus melewati pengecekan suhu dengan kamera thermal di terminal kedatangan. Setelah itu petugas memberikan beberapa pertanyaan terkait riwayat perjalanan selama bertugas dan memeriksa kondisi kesehatan secara rinci. 

Kami juga diwajibkan untuk melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari dan apabila muncul gejala atau keluhan harus segera dilarikan ke rumah sakit. Selama karantina mandiri tersebut, kami diharuskan untuk mengukur suhu tubuh setiap pagi dan sore serta melaporkannya secara berkala kepada tim kami.

8. Apakah ada pengalaman yang tidak terlupakan dari penerbangan tersebut dan apakah kamu bersedia melakukannya lagi?

Saya sangat bersedia bila dapat kembali berperan dalam misi kemanusiaan serupa. Pengalaman ini sangat menyenangkan dan bermakna bagi saya. Saya terharu saat seluruh penumpang mengucapkan terima kasih kepada saya karena mereka dapat bertemu dengan keluarga mereka dengan selamat.

Marcellina (tengah) beserta seluruh kru yang bertugas pada penerbangan tersebut di depan pesawat AirAsia

Marcellina (tengah) beserta seluruh kru yang bertugas pada penerbangan tersebut di depan pesawat AirAsia

Saya mendengar banyak orang yang masih terjebak di luar negeri dan tidak dapat pulang ke negara akibat pembatasan penerbangan di sejumlah negara. Saya mendoakan agar mereka dapat kembali pulang secepatnya dan selalu dalam keadaan sehat. Saya juga berharap agar wabah COVID-19 dapat segera berakhir sehingga semua orang bisa kembali terbang dan berkumpul seperti sedia kala.